Kamis, 21 November 2013

Karena Kecanduan Game Online, Seorang Wanita Rela Habiskan Sebagian Besar Uangnya

Kecanduan game online Perkembangan teknologi saat ini sudah semakin pesat, hal ini dapat menimbulkan perubahan individu penggunanya, kemudahan seseorang dalam mengakses internet juga menjadi salah satu faktor yang ikut andil dalam maraknya pengguna fasilitas internet. Jika dilihat lagi  kemudahan dalam pengaksesan internet dapat membuat penggunanya menjadi “kecanduan” bahayanya, jika seseorang yang sudah mengalami kecanduan internet seseorang itu bisa saja menggunakan berbagai macam cara agar dapat bermain internet. Selain kemudahan dalam pengaksesan internet banyaknya game-game online juga dapat mempengaruhi seseorang.

Internet Addiction Disorder (IAD) atau gangguan kecanduan internet meliputi segala macam hal yang berhubungan dengan internet seperti jejaring sosial, email, pornografi, judi online, game online, chatting dan lain-lain. Jenis gangguan ini memang tidak tercantum pada manual diagnostik dan statistik gangguan mental, atau yang biasa disebut dengan DSM, namun secara bentuk dikatakan dekat dengan bentuk kecanduan akibat judi, selain itu badan himpunan psikolog di Amerika Serikat secara formal menyebutkan bahwa kecanduan ini termasuk dalam salah satu bentuk gangguan. 
 Game online adalah jenis permainan komputer yang memanfaatkan jaringan komputer (Lan atau Internet) sebagai medianya. Biasanya permainan daring disediakan sebagai tambahan layanan dari perusahaan penyedia jasa online atau dapat diakses langsung melalui sistem yang disediakan dari perusahaan yang menyediakan permainan tersebut. 
 Menurut Young (1996), seseorang bisa disebut kecanduan pada internet apabila individu tersebut menunjukkan perilaku-perilaku tertentu. Perilaku-perilaku tersebut dibuat berdasarkan pada kriteria-kriteria kecanduan berjudi (pathological gambling) yang dapat membedakan antara orang yang kecanduan pada internet dan yang tidak sampai kecanduan.
Seorang pengguna internet sudah dapat digolongkan sebagai pecandu internet bila ia memenuhi sedikitnya lima dari delapan kriteria yang disebutkan oleh Young.
Young membagi kecanduan internet kedalam 5 kategori, yaitu :
a. Cybersexual addiction, yaitu seseorang yang melakukan penelusuran dalam situs-situs porno atau cybersex secara kompulsif
b. Cyber-relationship addiction, yaitu seseorang yang hanyut dalam pertemanan melalui dunia cyber
c. Net compulsion, yaitu seseorang yang terobsesi pada situs-situs perdagangan (cyber shopping atau day trading) atau perjudian (cybercasino)
d. Information overload, yaitu seseorang yang menelusuri situs-situs informasi secara kompulsif
e. Computer addiction, yaitu seseorang yang terobsesi pada permainan-permainan online (online games)
Faktor Etiologi
Etiologi merupakan studi yang mempelajari tentang sebab dan asal muasal. Kata tersebut berasal dari bahasa Yunani aitiologia, yang artinya "menyebabkan".


-          Cognitive-behavioral Model: Kecanduan teknologi sebagai bagian dari kecanduan perilaku: kecanduan internet menampilkan komponen inti dari kecanduan (kedudukan kentara, mood modifikasi, toleransi, penarikan, konflik dan kambuh).

-          Neuropsychological Model: Seorang individu akan diklasifikasikan sebagai pecandu internet asalkan ia memenuhi siapa pun dari tiga kondisi berikut:
 (1) salah satu akan merasa bahwa lebih mudah untuk mencapai aktualisasi diri secara online daripada di kehidupan nyata,
(2) salah satu akan pengalaman dysphoria dan depresi setiap kali akses ke internet rusak atau kusut berfungsi,
(3) orang akan mencoba untuk menyembunyikan waktu penggunaan yang benar nya dari anggota keluarga.
-     Situational Factors: Faktor situasional berperan dalam pengembangan kecanduan internet. individu yang merasa kewalahan atau yang mengalami masalah pribadi atau yang experince mengubah hidup acara seperti divorve arecent, relokasi, atau kematian dapat menyerap diri dalam dunia maya yang penuh fantasi dan intrik.
-         Compensation theory Teori kompensasi adalah pencarian kepuasan dalam suatu bidang untuk memperoleh keseimbangan dari kekecewaan dalam bidang lain.

Contoh Kasus :
Ketagihan Game Online Candy Crush Wanita habiskan 7,2M sehari

Jakarta - Pemilik smartphone dan komputer tablet, tentu tidak asing lagi dengan permainan Candy Crush. Game online ini memang sedang digandrungi baik oleh anak-anak maupun orang dewasa dan disebut-sebut sebagai permainan paling adiktif tahun ini.

Fakta menarik terungkap, menurut King.com, sang kreator Candy Crush, wanita usia 25-55 tahun adalah gamers paling loyal di antara yang lainnya. Berdasarkan data dari ThinkGaming, wanita diperkirakan bisa menghabiskan total 400 ribu Poundsterling atau sekitar Rp 7,2 miliar per hari hanya untuk bermain game ini. Uang tersebut umumnya digunakan untuk membayar 'Palu Lolipop', 'Extra Moves' atau membuka kunci untuk naik level.

King.com mengklaim, 90 persen gamers berusia di atas 21 tahun. Namun wanita dewasa ternyata juga keranjingan game bergambar permen dan jelly ini. Salah satunya Lucy Berkley, seorang direktur perusahaan berusia 44 tahun. Lucy yang belum lama tahu Candy Crush mengalami sakit punggung karena ketagihan bermain game ini. "Saya baru tahu Candy Crush dan memainkannya lebih dari 10 jam saat akhir pekan. Punggung saya jadi tegang karena terus membungkuk terlalu lama di depan iPad. Saya tidak bisa berhenti, (game) ini sangat adiktif," ujarnya, seperti dikutip dari Daily Mail.

Tidak hanya Lucy, kini hampir setiap orang yang memegang smartphone atau tablet sering didapati sedang asyik memainkan Candy Crush. Baik di mobil, bus, kereta atau mal. Efek sinar yang berkelap-kelip, musik mengalun pelan dan efek suara saat permen-permen dipecahkan menjadi faktor yang membuat game ini semakin membuat pemainnya kecanduan, selain konsep permainan itu sendiri yang memang menarik.

Candy Crush sebenarnya merupakan game 'netral' yang bisa dimainkan oleh anak-anak, remaja, pria maupun wanita dewasa. Namun kenapa wanita yang lebih banyak memainkannya, Profesor Mark Griffiths, direktur International Gaming Research Unit di Nottingham Trent University, Inggris memberikan penjelasannya.

"Candy Crush adalah salah satu game yang cukup fleksibel untuk wanita. Anda bisa melupakan segalanya untuk beberapa menit, itulah sebabnya game ini cukup menarik bagi wanita, baik Anda seorang ibu rumah tangga yang hanya punya waktu 10 menit untuk memainkannya di sela-sela mengurus anak maupun karyawan atau pebisnis yang sedang dalam perjalanan ke kantor," urai Mark.

Pendapat Mark diamini Lucy, yang sebelumnya tidak pernah memainkan game di ponselnya. Jadi, bisa dibilang Candy Crush adalah game pertama yang dimainkannya.

"Saya memainkannya setiap kali punya waktu luang. Di pagi hari, saya main dalam perjalanan ke kantor, kereta, dan hampir setiap orang yang saya temui di jalan melakukan hal yang sama. Saya curi waktu makan siang untuk memainkannya dan saat pulang, biasanya saya main setengah jam sebelum menyetrika baju atau melakukan tugas rumah tangga lainnya," ujar Lucy.

Satu hal lagi yang membuat Candy Crush cukup digandrungi banyak wanita, karena game ini tidak menampilkan pembunuhan, adegan berkelahi atau karakter pria yang kuat dan wanita yang mempertontonkan seksualitas. Game ini juga cukup simple dan menyenangkan, dan tidak mengharuskan Anda berburu dengan waktu sehingga bisa ditunda.



 

Bagaimanakah artikel saya?