LAPORAN PENELITIAN PSIKOLOGI SOSIAL
I. PENDAHULUAN
Latar
Belakang Masalah
Setiap manusia akan selalu berinteraksi dengan
orang-orang di sekitarnya, sebab berinteraksi merupakan hal yang telah
dipelajari sejak bayi. Interaksi akan selalu terjadi dan akan makin meningkat
kualitasnya seiring dengan perkembangan kognitif dan afeksi seseorang.
Saat seseorang mulai berinteraksi
dengan orang lain, masing-masing orang akan mencapai tahap untuk mulai
memikirkan dan memilih pasangan hidupnya. Dalam teori psikologi sosial terdapat
teori yang menjelaskan tentang usaha yang dilakukan untuk memaksimalkan
kesuksesan reproduksi dalam menghasilkan keturunan yang dijelaskan dalam
pendekatan revolusioner dalam hal cinta (Evolutionary Psychology).
Pada umumnya perempuan yang menjalin
suatu hubungan dengan laki-laki lebih cenderung tertarik terhadap
kemampuan-kemampuan yang dimiliki laki-laki dan setiap perempuan memiliki
kriteria tersendiri untuk laki-laki yang dijadikan pasangannya.
Melaksanakan
teori pendekatan revolusioner dalam hal cinta dan meneliti ulang dan menguji ke
efektifan penelitian yang dilakukan Bush dkk (Bus 1989; Buss dkk, 1990).
Definisi Memilih
Pasangan Berdasarkan Pendekatan Evolusioner Dalam Hal Cinta.
Pendekatan evolusioner ini merupakan konsep biologis yang diterapkan untuk
perilaku sosialoleh para ahli psikologi. Evolutionary Psychology didefinisikan
sebagai usaha untuk menjelaskan perilaku sosial dalam konteks faktor genetik
yang berevolusi sepanjang waktu sesuai dengan prinsip seleksi alami.
Evolutionary psychology berpandangan bahwa manusia berevolusi untuk
memaksimalkan kesuksesan reproduksi, bahwa laki-laki dan perempuan memiliki
agenda yang berbeda atas peran yang berbeda dalam menghasilkan keturunan.
Dalam dunia binatang, kesuksesan
reproduksi pejantan diukur dari kuantitas keturunannya sehingga mereka sering
berganti pasangan untuk itu. Di sisi lain kesuksesan reproduksi makhluk betina
bergantung pada kesuksesan meningkatkan tiap-tiap keturunanya menuju kematangan
sehingga mereka hanya berpasangan dengan pejantan pilihan, mengingat bahwa
untuk mematangkan tiap keturunan memerlukan ongkos yang tinggi (Berkow, 1989;
Symons,1979).
Pendekatan evolusioner dalam hal
cinta dikembangkan berdasarkan konsep ini. Pendekatan evolusioner dalam hal
cinta merupakan teori yang diturunkan dari teori biologi evolusioner yang
mendukung pandangan bahwa laki-laki dan perempuan tertatrik satu sama lain
dengan karakteristik yang berbeda: laki-laki tertarik pada penampilan fisik
perempuan; perempuan tertarik pada sumber daya yang dimiliki laki-laki. Hal ini
untuk memaksimalkan kesuksesan reproduksi.
Beberapa penelitian hasilnya
mendukung pendekatan evolusioner tersebut. Misalnya hasil penelitian Bush dkk
(Bus 1989; Buss dkk, 1990) dengan subjek dari 37 negara yang menanyakan
berbagai kriteria pemilihan pasangan (untuk menikah) dan seberapa penting kriteria
tsb, pada umumnya perempuan menilai kriteria ambisius, rajin, penghasilan yang
baik lebih tinggi (penting) daripada subjek laki-laki, dan subjek laki-laki
menilai lebih penting daya tarik fisik. Bagaimanapun perlu dicatat bahwa
berbagai penelitian menyatakan bahwa karakteristik paling tinggi pada laki-laki
maupun perempuan adalah kejujuran, dapat dipercaya, dan kepribadian yang baik.
Aspek / Komponen Yang
Menetukan Wanita Memilih Pasangan Berdasarkan
Pendekatan Evolusioner Dalam Hal Cinta.
Penelitian
psikologi pun sudah banyak dilakukan untuk membahas masalah cinta. Teori yang
paling populer saat ini adalah Tiga Komponen Cinta yang ditemukan oleh
Sternberg pada tahun 1986. Menurut Sternberg, langgengnya cinta paling terjamin
jika ketiga komponen cinta ada dalam jumlah yang besar dalam hubungan sepasang
kekasih. Tapi, perlu diingan bahwa hubungan cinta tetap dapat berjalan bahkan
jika hanya ada satu dari tiga komponen tersebut. Maka bisa disimpulkan kalau
kita menginginkan sebuah hubungan cinta yang dapat bertahan, sebisa mungkin
kita memiliki sebanyak-banyaknya komponen cinta, walau pun sulit sekali
mencapai kesempurnaan.
Kita akan
membahas komponen-komponen cinta tersebut. Tapi, pada artikel ini bukannya
tiga, akan ada empat komponen cinta yang dibahas. Hal ini dikarenakan pada
tahun 1996, Yela berhasil mengembangkan teori Segitiga Cinta Sternberg. Yela
memecah komponen cinta passion menjadi dua, yaitu, erotic passion dan
romantic passion.
Tanpa
berlama-lama lagi, inilah keempat komponen cinta tersebut:
- Erotic Passion
Erotic passion adalah ketertarikan secara fisik, baik secara general mau pun seksual.
Ketertarikan secara fisik biasanya adalah hal pertama yang berkembang dalam
hubungan cinta.
Ketertarikan
fisik secara general maksudnya adalah kesukaan seseorang pada ciri fisik
pasangannya (atau calon pasangannya) yang tidak berhubungan langsung dengan
hasrat seksual.
2. Romantic Passion
Romantic
passion adalah keinginan untuk mencintai pasangan dan
kebutuhan secara psikologis terhadap pasangan. Romantic passion adalah
perasaan senang yang muncul saat seseorang sedang bersama dengan pasangannya walau tidak melakukan apa pun. Romantic passion juga adalah kebutuhan
untuk diperlakukan secara romantis oleh pasangan. Romantic passion adalah
komponen cinta yang berkembang setelah erotic passion mulai berkembang
3. Intimacy
Intimacy dapat diterjemahkan sebagai kedekatan pada pasangan dalam bentuk
komunikasi, dukungan, saling mengerti, rasa percaya, keterbukaan dan rasa
nyaman terhadap pasangan. Kedekatan biasanya tumbuh seiring berjalannya waktu
jika pasangan bersedia untuk membuka diri masing-masing. Hal lain yang dapat
menumbuhkan kedekatan adalah momen-momen khusus yang dijalani bersama pasangan,
yang biasanya dikenang sebagai simbol-simbol hubungan seperti lagu bersama,
tempat favorit bersama, kenangan bersama, dan lain-lain.
4. Commitment
Commitment adalah keputusan untuk mempertahankan hubungan walau pun terjadi masalah.
Tentu masalah
utama dari dimensi ini adalah ketidaksetiaan, baik karena tidak puas dengan
hubungan atau karena ada laki-laki atau wanita lain yang menawarkan hubungan
cinta lainnya. Cara untuk menjaga komitmen adalah tidak hanya memikirkan apa
yang didapat dari pasangan, tapi juga apa yang bisa diberikan kepada pasangan.
Selain itu, selalu berusaha untuk meningkatkan hal-hal yang disukai pasangan agar
ia tidak mencarinya dari laki-laki atau wanita lain.
Jadi, bagaimana
cara agar hubungan bisa langgeng?
Dari segi erotic
passion, carilah pasangan yang secara fisik kita sukai serta cari tahu apa
karakteristik fisik kita yang disukai oleh pasangan dan cobalah untuk
mempertahankannya. Dari segi romantic passion, perlakukan pasangan
dengan perilaku-perilaku yang bisa menyenangkannya. Dari segi intimacy,
cobalah untuk sedikit demi sedikit membuka diri dan mengajak pasangan
menceritakan hal-hal tentang dirinya. Dari segi commitment, tetapkan
kesetiaan pada satu orang dan jangan mencari pasangan yang terkenal suka
gonta-ganti pacar.
-
Faktor-faktor
yang mempengaruhi perilaku tsb
-
Faktor yang Mempengaruhi
Pemilihan Pasangan
-
Menurut Degenova (2008), ada dua
faktor yang mempengaruhi pemilihan pasangan,
yaitu :
-
A. Latar Belakang Keluarga :
-
1) Kelas Sosioekonomi
-
2) Pendidikan dan inteligensi
-
4) Pernikahan antar ras atau Suku
- B. Karakteristik Personal
-
Ketika seorang individu memilih
seorang teman hidup untuk
-
menghabiskan sisa hidup,
kecocokan adalah hal yang juga diperlukan. Ada faktor – faktor yang juga dapat
mendukung kecocokan dari pemilihan pasangan, yaitu :
-
1) Sikap dan Tingkah Laku
Individu
-
3) Memiliki Kesamaan Sikap dan
Nilai
-
4) Peran Gender dan Kebiasaan
Pribadi
-
-
Proses Pemilihan Pasangan
-
Pemilihan pasangan merupakan
suatu proses penyaringan yang dilakukan
-
individu dalam memilih calon
pasangan hidup sampai akhirnya terpilihnya
-
calon pasangan hidup yang sesuai
menurut indivi
-
du tersebut. Hal ini seperti
-
yang dinyatakan dalam Degenova
(2008), mengenai teori proses
-
perkembangan yang menjelaskan tentang variasi
proses yang dilakukan
-
dalam proses memilih pasangan,
yaitu :
-
a. Area yang ditentukan
-
b.Kedekatan (Propinquity)
-
c. Daya Tarik (Attraction)
-
d.Homogamy dan Heterogamy
-
e.Kecocokan (Compability)
-
f. Proses Penyaringan (The
Filtering Process)
-
Konteks
perilaku (pekerjaan tertentu, masa perkembangan tertentu, dsb)
-
Masa awal dewasa (early
adulthood) ialah periode perkembangan yang bermula
pada akhir usia belasan tahun atau awal usia duapuluhan tahun dan yang berakhir
pada usia tugapuluhan tahun. Ini adalah masa pembentukan kemandirian pribadi
dan ekonomi, masa perkembangan karir, dan bagi banyak orang, masa pemilihan
pasangan, belajar hidup dengan seseorang secara akrab, memulai keluarga, dan
mengasuh anak anak.
-
pada peran kerja perempuan
yang berubah, yaitu:
-
(1) perubahan peran kerja;
-
(2) perempuan dalam angkatan kerja;
-
(3) pernikahan dengan karir ganda.
-
C.
Perkembangan Psikososial
-
1 Daya tarik cinta dan
hubungan dekat
Validasi konsensual memberikan sebuah penjelasan mengapa seorang
individutertarik kepada orang yang meimiliki kesamaan dengannya. Sikap dan
perilakukita didukung ketika sikap dan perilaku orang lain sama engan kita;
sikap dan perilaku mereka menguatkan sikap dan perilaku kita. Kita mungkin
lebih dapatmengontrol orang lain yang sama dengan kita, yang sikap dan
perilakunya dapatkita prediksi. Dan implikasi dari kesamaan adalah kita akan
menikmati interaksidengan orang lain dalam kegiatan yang saling menguntungkan,
dimana sebagian besar memerluka pasangan dengan perilaku dan sikap yang
sama
- a) Wajah cintaCinta mengacu pada
perlaku manusia yang sangat luas dan kompleks.Klasifikasi yang umum
menggambarkan cinta: (1) altruism; (2) persahabatan;(3) cinta yang
romantic atau bergairah; (4) cinta yang penuh perasaan atau persahabatan.
-
b) KesepianSebagian dari
kita adalah individu yang kesepian.
-
Kesepian dikaitkandengan gender
individu, sejarah attachmet, harga diri, dan keterampilansosial.
-
2 Perkawinan dan keluarga
METODE
-
Pendekatan
Penelitian
Penelitian Eksperimen pendekatan evolusioner dalam hal
cinta berdasarkan penelitian bush dkk (bush 1989: bush dkk, 1990). Penelitian ini
menanyakan berbagai kriteria pemilihan pasangan (untuk menikah) dan seberapa
penting kriteria tersebut, pada umumnya perempuan menilai kriteria
ambisus,rajin berpenghasilan yang baik lebih tinggi (penting).
-
Subjek
Subjek berjumlah 15 orang yang dipilih berdasarkan jenis
kelamin wanita 19 – 21 tahun.
-
Metode
Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data menggunakan 3 video yang
menjelaskan aktivitas laki-laki yang ideal untuk dijadikan pasangan hidup
berdasarkan pekerjaan dan aktivitasnya dalam kehidupan sehari-hari dan
responden diminta untuk mengisi kuisoner yang berisi 5 pertanyaan tentang
kriteria pemilihan pasangan wanita untuk menikah.
Video 1 (pengusaha Muda) http://www.youtube.com/watch?v=cs7ejxEnIGU
Video 2 (Mahasiswa) http://www.youtube.com/watch?v=_8DxObgSedI
Video 3 (Atlit Basket) http://www.youtube.com/watch?v=UsYXKc06ZzE
Kuisioner penelitian
1. Dari 3 video
yang telah ditampilkan, video manakah yang memiliki aktivitas manakah yang
menarik?
2. Dari 3 video
tersebut, manakah yang dirasa sesuai untuk dijadikan pasangan (untuk menikah)?
3. Mengapa anda
memilih subjek untuk dijadikan pasangan (untuk menikah)?
4. Apakah
kemampuan seorang laki-laki dalam kriteria ambisius, rajin dan berpenghasilan
adalah sosok yang pantas untuk dijadikan pasangan?
5. Menurut anda,
apakah kriteria-kriteria yang baik yang dimiliki laki-laki dapat memaksimalkan
kesuksesan keturunan?
Analisis
Data
Pertanyaan
1. Dari 3 video
yang telah ditampilkan, video manakah yang memiliki aktivitas manakah yang
menarik?
Jawaban
Video 1 = 5 orang.
|
Video 2 : 7
orang
|
Video 3 : 3 orang
|
Pertanyaan
2. Dari 3 video
tersebut, manakah yang dirasa sesuai untuk dijadikan pasangan (untuk menikah)?
Jawaban
Video 1 = 10 orang.
|
Video 2 : 2 orang
|
Video 3 : 3 orang
|
Pertanyaan
3. Mengapa anda
memilih subjek untuk dijadikan pasangan (untuk menikah)?
Jawaban
Video
1 : Menurut responden, mereka memilih aktivitas yang dijalani oleh seorang
pengusaha muda karena dianggap sudah dapat menafkahi keluarga nantinya, sudah mapan, memiliki
kebiasaan yang baik, sudah memiliki pekerjaan dan berpenghasilan serta memiliki
ciri fisik yamg gagah, rajin dan tampan.
Video
2 : Menurut responden, mereka memilih aktivitas yang dijalani oleh seorang
mahasiswa karena dianggap lucu, dapat menghibur, tidak membosankan dan sesuai
dengan aktivitas responden sehari-hari.
Video
3 : Menurut responden, mereka memilih aktivitas yang dijalani oleh seorang
atlit basket karena dianggap mementingkan kesehatan fisik yang dapat membuat
masa depan lebih baik.
Pertanyaan
4. Apakah
kemampuan seorang laki-laki dalam kriteria ambisius, rajin dan berpenghasilan
adalah sosok yang pantas untuk dijadikan pasangan?
Jawaban
Pantas = 15 orang.
|
Tidak Pantas : 0
orang
|
-
Kemampuan
seorang laki-laki dalam kriteria ambisius, rajin dan berpenghasilan adalah
sosok yang pantas untuk dijadikan pasangan
karena kemungkinan yang besar untuk sukses, mempunyai masa depan yang cerah
dinilai dapat membimbing, dapat fokus terhadap pekerjaan dan keluarga sehingga
dapat meningkatkan kualitas hidup dan keturunan yang baik.
Pertanyaan
5. Menurut anda,
apakah kriteria-kriteria yang baik yang dimiliki laki-laki dapat memaksimalkan
kesuksesan keturunan?
Iya = 13 orang.
|
Tidak : 2 orang
|
kriteria-kriteria yang baik yang
dimiliki laki-laki dapat memaksimalkan kesuksesan keturunan karena dapat meningkatkan kualitas hidup dan dapat berpengaruh baik terhadap keturunan di
masa depan.
kriteria-kriteria yang baik yang
dimiliki laki-laki tidak dapat
memaksimalkan kesuksesan keturunan
karena kesuksesan keturunan diperoleh dari banyak faktor – faktor lain
HASIL
PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
-
Hasil
Berdasarkan teori-teori pendekatan evolusioner
menjelaskan bahwa manusia berevolusi untuk memaksimalkan kesuksesan reproduksi.
Perempuan tertarik pada sumber daya yang dimiliki laki-laki kriteria perempuan
dalam pemilihan pasangan (untuk menikah) dan seberapa penting kriteria tersebut
perempuan menilai bahwa kriteria ambisus,rajin berpenghasilan tinggi di anggap penting karena dapat menentukan
kesuksesan keturunan.
-
Pembahasan
(analisis perilaku sosial):
Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Perilaku (Individu/Mikro).
Karakteristik
Individu
Wanita memilih
laki – laki untuk pasangan hidup terdapat
kecocokan dalam hal yang dapat mendukung kecocokan dari pemilihan pasangan,
yaitu :
1) harapan
terhadap pasangan
- 2) Sikap dan Tingkah Laku
Individu
3) Perbedaan Usia
- 4) Memiliki Kesamaan Sikap dan
Nilai
- 5) Peran Gender dan Kebiasaan
Pribadi
-
-
Interaksi Dengan Lingkungan Terdekat/Meso;
1) Latar
Belakang Keluarga
- 2) Kelas Sosioekonomi
- 3) Pendidikan dan inteligensi
-
Lingkungan Masyarakat/Makro:
- 1) Agama
- 2) Pernikahan antar ras atau Suku
- 3) Adanya paradigma dalam
masyrakat tentang laki-laki yang sukses dapat meningkatkan kualitas hidup dan
keturunan.
-
Fakta-fakta Yang Mendukung :
Saat ini wanita lebih selektif untuk dijadikan pasangan hidup dengan melihat berbagai faktor-faktor yang dianggap dapat meningkatkan kualitas hidup dan penimgkatan kualitas keturunan, karena semakin sukses seorang laki-laki maka akan berpengaruh kepada keturunannya.
KESIMPULAN
DAN SARAN
-
Kesimpulan
Menurut dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa perempuan tertarik pada sumber daya
yang dimiliki laki-laki kriteria perempuan dalam pemilihan pasangan dan kriteria
ambisus,rajin berpenghasilan tinggi tersebut, perempuan menilai bahwa laki-laki
yang memiliki kriteria tersebut di anggap penting karena dapat menentukan
kesuksesan keturunan dan sesuia dengan penelitian Bush dkk (Bus 1989; Buss dkk,
1990).
-
Saran
1. Peneliti
selanjutnya di sarankan memilih video yang lebih spesifik menjelaskan aktivitas
tertentu.
2. Peneliti
selanjutnya di sarankan untuk mengumpulkan lebih banyak responden agar hasil
penelitian lebih akurat.
3. Peneliti selanjutnya di sarankan untuk
membuat pertanyaan yang lebih spesifik tentang penelitian yang ingin di
lakukan.
DAFTAR PUSTAKA
Handout Psi Sosial II:
KETERATARIKAN INTERPERSONAL/ MM. Nilam Widyarini
ruangpsikologi.com/sosial/empat-komponen-cinta/
ww.psikologizone.com/fase-fase-perkembangan-manusia/06511465