Kamis, 17 Juli 2014

LAPORAN PENELITIAN PSIKOLOGI SOSIAL : Meneliti ulang penelitian yang dilakukan Bush dkk (Bus 1989; Buss dkk, 1990).



LAPORAN PENELITIAN PSIKOLOGI SOSIAL

I. PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
            Setiap manusia akan selalu berinteraksi dengan orang-orang di sekitarnya, sebab berinteraksi merupakan hal yang telah dipelajari sejak bayi. Interaksi akan selalu terjadi dan akan makin meningkat kualitasnya seiring dengan perkembangan kognitif dan afeksi seseorang.
            Saat seseorang mulai berinteraksi dengan orang lain, masing-masing orang akan mencapai tahap untuk mulai memikirkan dan memilih pasangan hidupnya. Dalam teori psikologi sosial terdapat teori yang menjelaskan tentang usaha yang dilakukan untuk memaksimalkan kesuksesan reproduksi dalam menghasilkan keturunan yang dijelaskan dalam pendekatan revolusioner dalam hal cinta (Evolutionary Psychology).
            Pada umumnya perempuan yang menjalin suatu hubungan dengan laki-laki lebih cenderung tertarik terhadap kemampuan-kemampuan yang dimiliki laki-laki dan setiap perempuan memiliki kriteria tersendiri untuk laki-laki yang dijadikan pasangannya.
           
Tujuan Penelitian
Melaksanakan teori pendekatan revolusioner dalam hal cinta dan meneliti ulang dan menguji ke efektifan penelitian yang dilakukan Bush dkk (Bus 1989; Buss dkk, 1990).


Definisi Memilih Pasangan Berdasarkan Pendekatan Evolusioner Dalam Hal Cinta. 

 Pendekatan evolusioner ini merupakan konsep biologis yang diterapkan untuk perilaku sosialoleh para ahli psikologi. Evolutionary Psychology didefinisikan sebagai usaha untuk menjelaskan perilaku sosial dalam konteks faktor genetik yang berevolusi sepanjang waktu sesuai dengan prinsip seleksi alami. Evolutionary psychology berpandangan bahwa manusia berevolusi untuk memaksimalkan kesuksesan reproduksi, bahwa laki-laki dan perempuan memiliki agenda yang berbeda atas peran yang berbeda dalam menghasilkan keturunan.

Dalam dunia binatang, kesuksesan reproduksi pejantan diukur dari kuantitas keturunannya sehingga mereka sering berganti pasangan untuk itu. Di sisi lain kesuksesan reproduksi makhluk betina bergantung pada kesuksesan meningkatkan tiap-tiap keturunanya menuju kematangan sehingga mereka hanya berpasangan dengan pejantan pilihan, mengingat bahwa untuk mematangkan tiap keturunan memerlukan ongkos yang tinggi (Berkow, 1989; Symons,1979). 
Pendekatan evolusioner dalam hal cinta dikembangkan berdasarkan konsep ini. Pendekatan evolusioner dalam hal cinta merupakan teori yang diturunkan dari teori biologi evolusioner yang mendukung pandangan bahwa laki-laki dan perempuan tertatrik satu sama lain dengan karakteristik yang berbeda: laki-laki tertarik pada penampilan fisik perempuan; perempuan tertarik pada sumber daya yang dimiliki laki-laki. Hal ini untuk memaksimalkan kesuksesan reproduksi. 
Beberapa penelitian hasilnya mendukung pendekatan evolusioner tersebut. Misalnya hasil penelitian Bush dkk (Bus 1989; Buss dkk, 1990) dengan subjek dari 37 negara yang menanyakan berbagai kriteria pemilihan pasangan (untuk menikah) dan seberapa penting kriteria tsb, pada umumnya perempuan menilai kriteria ambisius, rajin, penghasilan yang baik lebih tinggi (penting) daripada subjek laki-laki, dan subjek laki-laki menilai lebih penting daya tarik fisik. Bagaimanapun perlu dicatat bahwa berbagai penelitian menyatakan bahwa karakteristik paling tinggi pada laki-laki maupun perempuan adalah kejujuran, dapat dipercaya, dan kepribadian yang baik.

Aspek / Komponen Yang Menetukan Wanita Memilih Pasangan Berdasarkan Pendekatan Evolusioner Dalam Hal Cinta.

Penelitian psikologi pun sudah banyak dilakukan untuk membahas masalah cinta. Teori yang paling populer saat ini adalah Tiga Komponen Cinta yang ditemukan oleh Sternberg pada tahun 1986. Menurut Sternberg, langgengnya cinta paling terjamin jika ketiga komponen cinta ada dalam jumlah yang besar dalam hubungan sepasang kekasih. Tapi, perlu diingan bahwa hubungan cinta tetap dapat berjalan bahkan jika hanya ada satu dari tiga komponen tersebut. Maka bisa disimpulkan kalau kita menginginkan sebuah hubungan cinta yang dapat bertahan, sebisa mungkin kita memiliki sebanyak-banyaknya komponen cinta, walau pun sulit sekali mencapai kesempurnaan.
Kita akan membahas komponen-komponen cinta tersebut. Tapi, pada artikel ini bukannya tiga, akan ada empat komponen cinta yang dibahas. Hal ini dikarenakan pada tahun 1996, Yela berhasil mengembangkan teori Segitiga Cinta Sternberg. Yela memecah komponen cinta passion menjadi dua, yaitu, erotic passion dan romantic passion.
Tanpa berlama-lama lagi, inilah keempat komponen cinta tersebut:
  1.   Erotic Passion
Erotic passion adalah ketertarikan secara fisik, baik secara general mau pun seksual. Ketertarikan secara fisik biasanya adalah hal pertama yang berkembang dalam hubungan cinta.
Ketertarikan fisik secara general maksudnya adalah kesukaan seseorang pada ciri fisik pasangannya (atau calon pasangannya) yang tidak berhubungan langsung dengan hasrat seksual. 
2. Romantic Passion 
Romantic passion adalah keinginan untuk mencintai pasangan dan kebutuhan secara psikologis terhadap pasangan. Romantic passion adalah perasaan senang yang muncul saat seseorang sedang bersama dengan pasangannya walau tidak melakukan apa pun. Romantic passion juga adalah kebutuhan untuk diperlakukan secara romantis oleh pasangan. Romantic passion adalah komponen cinta yang berkembang setelah erotic passion mulai berkembang 
 3. Intimacy
Intimacy dapat diterjemahkan sebagai kedekatan pada pasangan dalam bentuk komunikasi, dukungan, saling mengerti, rasa percaya, keterbukaan dan rasa nyaman terhadap pasangan. Kedekatan biasanya tumbuh seiring berjalannya waktu jika pasangan bersedia untuk membuka diri masing-masing. Hal lain yang dapat menumbuhkan kedekatan adalah momen-momen khusus yang dijalani bersama pasangan, yang biasanya dikenang sebagai simbol-simbol hubungan seperti lagu bersama, tempat favorit bersama, kenangan bersama, dan lain-lain.
       4.  Commitment
Commitment adalah keputusan untuk mempertahankan hubungan walau pun terjadi masalah.
Tentu masalah utama dari dimensi ini adalah ketidaksetiaan, baik karena tidak puas dengan hubungan atau karena ada laki-laki atau wanita lain yang menawarkan hubungan cinta lainnya. Cara untuk menjaga komitmen adalah tidak hanya memikirkan apa yang didapat dari pasangan, tapi juga apa yang bisa diberikan kepada pasangan. Selain itu, selalu berusaha untuk meningkatkan hal-hal yang disukai pasangan agar ia tidak mencarinya dari laki-laki atau wanita lain.
Jadi, bagaimana cara agar hubungan bisa langgeng?
Dari segi erotic passion, carilah pasangan yang secara fisik kita sukai serta cari tahu apa karakteristik fisik kita yang disukai oleh pasangan dan cobalah untuk mempertahankannya. Dari segi romantic passion, perlakukan pasangan dengan perilaku-perilaku yang bisa menyenangkannya. Dari segi intimacy, cobalah untuk sedikit demi sedikit membuka diri dan mengajak pasangan menceritakan hal-hal tentang dirinya. Dari segi commitment, tetapkan kesetiaan pada satu orang dan jangan mencari pasangan yang terkenal suka gonta-ganti pacar.

-          Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku tsb
-          Faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Pasangan
-          Menurut Degenova (2008), ada dua faktor yang mempengaruhi pemilihan  pasangan, yaitu :
-          A. Latar Belakang Keluarga :
-          1) Kelas Sosioekonomi
-          2) Pendidikan dan inteligensi
-          3) Agama
-          4) Pernikahan antar ras atau Suku
-          B. Karakteristik Personal
-          Ketika seorang individu memilih seorang teman hidup untuk
-          menghabiskan sisa hidup, kecocokan adalah hal yang juga diperlukan. Ada faktor – faktor yang juga dapat mendukung kecocokan dari pemilihan pasangan, yaitu :
-          1) Sikap dan Tingkah Laku Individu
-          2) Perbedaan Usia
-          3) Memiliki Kesamaan Sikap dan Nilai
-          4) Peran Gender dan Kebiasaan Pribadi
-           
-          Proses Pemilihan Pasangan
-          Pemilihan pasangan merupakan suatu proses penyaringan yang dilakukan
-          individu dalam memilih calon pasangan hidup sampai akhirnya terpilihnya
-          calon pasangan hidup yang sesuai menurut indivi
-          du tersebut. Hal ini seperti
-          yang dinyatakan dalam Degenova (2008), mengenai teori proses
-          perkembangan yang menjelaskan tentang variasi proses yang dilakukan
-          dalam proses memilih pasangan, yaitu :
-          a. Area yang ditentukan
-          b.Kedekatan (Propinquity)
-          c. Daya Tarik (Attraction)
-          d.Homogamy dan Heterogamy
-          e.Kecocokan (Compability)
-          f. Proses Penyaringan (The Filtering Process)

-          Konteks perilaku (pekerjaan tertentu, masa perkembangan tertentu, dsb)

-           Masa awal dewasa (early adulthood) ialah periode perkembangan yang bermula pada akhir usia belasan tahun atau awal usia duapuluhan tahun dan yang berakhir pada usia tugapuluhan tahun. Ini adalah masa pembentukan kemandirian pribadi dan ekonomi, masa perkembangan karir, dan bagi banyak orang, masa pemilihan pasangan, belajar hidup dengan seseorang secara akrab, memulai keluarga, dan mengasuh anak anak.

-           pada peran kerja perempuan yang berubah, yaitu:

-           (1) perubahan peran kerja;

-           (2) perempuan dalam angkatan kerja;

-           (3) pernikahan dengan karir ganda.

-          C. Perkembangan Psikososial
-           1 Daya tarik cinta dan hubungan dekat
  Validasi konsensual memberikan sebuah penjelasan mengapa seorang individutertarik kepada orang yang  meimiliki kesamaan dengannya. Sikap dan perilakukita didukung ketika sikap dan perilaku orang lain sama engan kita; sikap dan perilaku mereka menguatkan sikap dan perilaku kita. Kita mungkin lebih dapatmengontrol orang lain yang sama dengan kita, yang sikap dan perilakunya dapatkita prediksi. Dan implikasi dari kesamaan adalah kita akan menikmati interaksidengan orang lain dalam kegiatan yang saling menguntungkan, dimana sebagian besar memerluka pasangan dengan perilaku dan sikap yang sama
-          a) Wajah cintaCinta mengacu pada perlaku manusia yang sangat luas dan kompleks.Klasifikasi yang umum menggambarkan cinta: (1) altruism; (2) persahabatan;(3) cinta yang romantic atau bergairah; (4) cinta yang penuh perasaan atau persahabatan.
-           b) KesepianSebagian dari kita adalah individu yang kesepian.
-          Kesepian dikaitkandengan gender individu, sejarah attachmet, harga diri, dan keterampilansosial.
-          2 Perkawinan dan keluarga

METODE
-          Pendekatan Penelitian
Penelitian Eksperimen pendekatan evolusioner dalam hal cinta berdasarkan penelitian bush dkk (bush 1989: bush dkk, 1990). Penelitian ini menanyakan berbagai kriteria pemilihan pasangan (untuk menikah) dan seberapa penting kriteria tersebut, pada umumnya perempuan menilai kriteria ambisus,rajin berpenghasilan yang baik lebih tinggi (penting).
-          Subjek
Subjek berjumlah 15 orang yang dipilih berdasarkan jenis kelamin wanita 19 – 21 tahun.

-          Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data menggunakan 3 video yang menjelaskan aktivitas laki-laki yang ideal untuk dijadikan pasangan hidup berdasarkan pekerjaan dan aktivitasnya dalam kehidupan sehari-hari dan responden diminta untuk mengisi kuisoner yang berisi 5 pertanyaan tentang kriteria pemilihan pasangan wanita untuk menikah.

Kuisioner penelitian
1. Dari 3 video yang telah ditampilkan, video manakah yang memiliki aktivitas manakah yang menarik?
2. Dari 3 video tersebut, manakah yang dirasa sesuai untuk dijadikan pasangan (untuk menikah)?
3. Mengapa anda memilih subjek untuk dijadikan pasangan (untuk menikah)?
4. Apakah kemampuan seorang laki-laki dalam kriteria ambisius, rajin dan berpenghasilan adalah sosok yang pantas untuk dijadikan pasangan?
5. Menurut anda, apakah kriteria-kriteria yang baik yang dimiliki laki-laki dapat memaksimalkan kesuksesan keturunan? 

Analisis Data

Pertanyaan
1. Dari 3 video yang telah ditampilkan, video manakah yang memiliki aktivitas manakah yang menarik?
Jawaban
Video 1 = 5 orang.
Video 2 : 7  orang
Video 3 : 3 orang
Pertanyaan
2. Dari 3 video tersebut, manakah yang dirasa sesuai untuk dijadikan pasangan (untuk menikah)?
Jawaban
Video 1 = 10 orang.
Video 2 : 2 orang
Video 3 : 3 orang

 Pertanyaan
3. Mengapa anda memilih subjek untuk dijadikan pasangan (untuk menikah)?
Jawaban
Video 1 : Menurut responden, mereka memilih aktivitas yang dijalani oleh seorang pengusaha muda karena dianggap sudah dapat  menafkahi keluarga nantinya, sudah mapan, memiliki kebiasaan yang baik, sudah memiliki pekerjaan dan berpenghasilan serta memiliki ciri fisik yamg gagah, rajin dan tampan.
Video 2 : Menurut responden, mereka memilih aktivitas yang dijalani oleh seorang mahasiswa karena dianggap lucu, dapat menghibur, tidak membosankan dan sesuai dengan aktivitas responden sehari-hari.
Video 3 : Menurut responden, mereka memilih aktivitas yang dijalani oleh seorang atlit basket karena dianggap mementingkan kesehatan fisik yang dapat membuat masa depan lebih baik.

Pertanyaan
4. Apakah kemampuan seorang laki-laki dalam kriteria ambisius, rajin dan berpenghasilan adalah sosok yang pantas untuk dijadikan pasangan?
Jawaban
Pantas = 15 orang.
Tidak Pantas : 0  orang

-          Kemampuan seorang laki-laki dalam kriteria ambisius, rajin dan berpenghasilan adalah sosok yang pantas untuk dijadikan pasangan karena kemungkinan yang besar untuk sukses, mempunyai masa depan yang cerah dinilai dapat membimbing, dapat fokus terhadap pekerjaan dan keluarga sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup dan keturunan yang baik.

Pertanyaan
5. Menurut anda, apakah kriteria-kriteria yang baik yang dimiliki laki-laki dapat memaksimalkan kesuksesan keturunan?

Jawaban
Iya = 13 orang.
Tidak  : 2  orang

kriteria-kriteria yang baik yang dimiliki laki-laki dapat memaksimalkan kesuksesan keturunan karena dapat meningkatkan kualitas hidup dan  dapat berpengaruh baik terhadap keturunan di masa depan.
kriteria-kriteria yang baik yang dimiliki laki-laki  tidak dapat memaksimalkan kesuksesan keturunan karena kesuksesan keturunan diperoleh dari banyak faktor – faktor lain

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

-          Hasil
Berdasarkan teori-teori pendekatan evolusioner menjelaskan bahwa manusia berevolusi untuk memaksimalkan kesuksesan reproduksi. Perempuan tertarik pada sumber daya yang dimiliki laki-laki kriteria perempuan dalam pemilihan pasangan (untuk menikah) dan seberapa penting kriteria tersebut perempuan menilai bahwa kriteria ambisus,rajin berpenghasilan tinggi  di anggap penting karena dapat menentukan kesuksesan keturunan.

-          Pembahasan (analisis perilaku sosial):
         Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Perilaku (Individu/Mikro).
Karakteristik Individu
Wanita memilih laki – laki untuk  pasangan hidup  terdapat  kecocokan dalam hal   yang dapat mendukung kecocokan dari pemilihan pasangan, yaitu :
1) harapan terhadap pasangan
-      2) Sikap dan Tingkah Laku Individu 
      3) Perbedaan Usia
-      4) Memiliki Kesamaan Sikap dan Nilai
-      5) Peran Gender dan Kebiasaan Pribadi

-           

-           Interaksi Dengan Lingkungan Terdekat/Meso;
1) Latar Belakang Keluarga
-      2) Kelas Sosioekonomi
-      3) Pendidikan dan inteligensi


-           Lingkungan Masyarakat/Makro:
-      1) Agama
-      2) Pernikahan antar ras atau Suku
-      3) Adanya paradigma dalam masyrakat tentang laki-laki yang sukses dapat meningkatkan kualitas hidup dan keturunan. 

-           Fakta-fakta Yang Mendukung :
 
 Saat ini wanita lebih selektif untuk dijadikan pasangan hidup dengan melihat berbagai faktor-faktor yang dianggap dapat meningkatkan kualitas hidup dan penimgkatan kualitas keturunan, karena semakin sukses seorang laki-laki maka akan berpengaruh kepada keturunannya.

KESIMPULAN DAN SARAN

-          Kesimpulan

Menurut dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa perempuan tertarik pada sumber daya yang dimiliki laki-laki kriteria perempuan dalam pemilihan pasangan dan kriteria ambisus,rajin berpenghasilan tinggi tersebut, perempuan menilai bahwa laki-laki yang memiliki kriteria tersebut di anggap penting karena dapat menentukan kesuksesan keturunan dan sesuia dengan penelitian Bush dkk (Bus 1989; Buss dkk, 1990).

-          Saran 

1. Peneliti selanjutnya di sarankan memilih video yang lebih spesifik menjelaskan aktivitas tertentu.
2. Peneliti selanjutnya di sarankan untuk mengumpulkan lebih banyak responden agar hasil penelitian lebih akurat.
3.  Peneliti selanjutnya di sarankan untuk membuat pertanyaan yang lebih spesifik tentang penelitian yang ingin di lakukan.



DAFTAR PUSTAKA


Handout Psi Sosial II: KETERATARIKAN INTERPERSONAL/ MM. Nilam Widyarini
ruangpsikologi.com/sosial/empat-komponen-cinta/
ww.psikologizone.com/fase-fase-perkembangan-manusia/06511465
 



Bagaimanakah artikel saya?